Header Ads


Mengenal Bayu, Sosok Kepala Keamanan Yang Jadi Martir Gereja

Petugas memblokade salah satu akses menuju Gereja Katolik Maria Tak Bercela di Ngagel Madya, Surabaya, Jawa Timur,  seusai teror bom, Minggu (13/5/2018).



Majalahqqhoki.com, KEDIRI  - Aloysius Bayu Rendra Wardhana merupakan salah satu korban meninggal dunia dalam peristiwa teror bom di Gereja Santa Maria Tak Bercela Surabaya, Jawa Timur, Minggu (13/5/2018).

Dia adalah koordinator keamanan gereja yang menjadi martir dalam peristiwa itu.

Dengan keberaniannya, Bayu menghadang sepeda motor yang dikendarai dua pelaku pengeboman yang tengah menerobos masuk gereja.

Bayu berupaya menahan kencangnya laju motor dengan menarik tubuh pelaku yang ada di boncengan.

Penghadangan dilakukan Bayu di pintu gerbang masuk gereja, yaitu saat pengendara motor dengan kencang mencoba menerobos ke arah gereja. Padahal areal parkir motor ada di tempat berbeda.

Saat menarik tubuh penumpang motor itulah bom meledak hingga menyebabkan pria berusia 38 tahun itu turut menjadi korban.

"Dari rekaman CCTV, terlihat Mas Bayu memegangi orang yang di boncengan lalu meledak," ujar Stefanus Andi, rekan Bayu sekaligus penjaga Sekretariat Paroki yang bertugas sebagai salah satu teknisi CCTV Gereja Santa Maria Tak Bercela, Senin (14/5/2018).

Sebagai kepala keamanan, sambung Andi, Bayu kerap membantu gereja.

Beberapa saat sebelum kejadian, seperti biasa, Bayu menjalankan tugasnya. Misal, mengatur kendaraan yang hendak masuk ke gereja hingga menjaga kawasan depan gereja agar tidak macet.

Agen Sakong Online

 Hari itu, sebagai kepala keamanan gereja, dengan sigap ia menghalau pelaku teror masuk gereja yang tengah bersiap menggelar misa kedua.

 Andi menambahkan, Bayu merupakan pria yang disiplin dan berdedikasi tinggi dalam menjalankan tugas.

Bahkan malam sebelum kejadian, Bayu yang mempunyai jasa fotografi itu sempat menghubunginya untuk membahas keamanan gereja.

Bayu berkoordinasi dan menyampaikan apresiasinya terhadap kinerja Andi. Terutama keamanan yang berhubungan dengan kamera pengawas.

"Sampai jam 9 malam, dia WA (whatsapp) saya tentang CCTV poliklinik dan mengucapkan terima kasih karena membantu mengeceknya," tuturnya.

Kiprah Bayu di gereja juga sudah cukup lama. Sedari remaja ia sudah aktif di gereja.

Bayu berkontribusi pada kegiatan-kegiatan yang digelar dalam kapasitasnya sebagai pemuda gereja.

 Atas peristiwa itu, pihak gereja secara khusus memberikan perhatiannya.

Siang seusai kejadian, pihak gereja, mendatangi rumah Bayu di Gubeng Kertajaya untuk menyampaikan dukungan kepada keluarga sekaligus sebagai rasa duka. Saat itu kepala paroki yang langsung datang.

"Saya belum tahu kebijakan selanjutnya, tapi biasanya pasti ada lah (perhatian) dari pihak gereja. Mas Bayu punya dua anak," ucapnya.

Hartono, aktivis gereja lainnya, mengungkapkan rasa salutnya terhadap kiprah Bayu semasa hidupnya. Baginya, Bayu merupakan orang yang kerap membantu kegiatan di gereja. 

"Kami sama-sama aktivis gereja. Selain itu Mas Bayu juga teman anak saya," ujar Hartono. Sebelumnya, Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela di Jalan Ngagel Madya Surabaya menjadi salah satu sasaran serangan teroris, Minggu (12/5/2018).


Sumber dari, Kompas.com

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.