Header Ads


Suka Duka Pemadam Kebakaran Bekerja Saat Lebaran...

Suasana posko pemadam kebakaran sektor Pasar Minggu jelang Lebaran


Majalahqqhoki.com, JAKARTA - Dian Maulana (38) loncat dari tempat duduknya. Demikian pula seluruh tim Pemadam Kebakaran di Pos Pasar Minggu, Jakarta Selatan, yang sedang bersantai usai menunaikan ibadah Shalat Idul Fitri.

Di radio, terdengar api sedang melahap rumah di daerah Jagakarsa.

"Kami langsung berangkat ke TKP," kata Dian mengenang peristiwa 2010 silam, saat berbincang dengan Kompas.com di tempat ia bekerja, Kamis (14/6/2018).

Selama perjalanan, pikiran Dian beserta rekan-rekannya hanya tertuju pada bagaimana secepat mungkin sampai ke tujuan untuk memadamkan api.

Sempat terbersit wajah sang istri dan dua anaknya yang sedang menghabiskan hari raya bersama keluarga besar.

Namun, bagi seorang petugas pemadam kebakaran seperti dirinya, hidup telah diwakafkan untuk menolong orang lain.

Kebakaran rumah yang sedang ditinggal mudik sang pemilik itu dapat diatasi dengan cepat.

Agen Sakong Online

Warga sekitar lokasi kebakaran yang murah hati kemudian menghampiri Dian beserta tim, memberikan sejumlah makanan khas Lebaran. Opor ayam, lontong sayur, rendang dan sebagainya.

"Ada perasaan sedih. Di saat orang lain bersuka, ada yang menjadi korban kebakaran. Tapi ada perasaan bangga, bisa membantu orang lain dalam suasana Lebaran. Dihargai oleh masyarakat sekitar," kenang Dian.

Kini, delapan tahun berlalu, Dian masih memenuhi panggilan hidupnya menjadi petugas pemadam kebakaran.

Lebaran tahun ini, Dian bersama 43 personel lainnya juga mendapat giliran bertugas.

Ia berharap, peristiwa delapan tahun lalu tidak terulang kembali kini dan masa mendatang.

Bagi seorang petugas pemadam kebakaran seperti dirinya, momen jelang Lebaran hingga beberapa hari setelahnya merupakan waktu yang rawan.

Banyak rumah yang ditinggal pemilik mudik. Ada saja yang lalai dalam mengelola kelistrikannya sehingga berpotensi mengalami korsleting.

Oleh sebab itu, momen Ramadhan sebenarnya menjadi waktu yang padat bagi Dian. Ia dan tim hampir setiap hari melakukan sosialisasi kepada warga supaya meninggalkan rumah dengan aman.

"Anak dan istri awalnya sempat protes. Ya, maklumlah, namanya hari raya, orang-orang kumpul sama keluarga, saya malah kerja. Tapi lama-lama mereka mengerti kok bahwa ini memang tugas pemadam," ujar Dian yang kini menjabat sebagai Komandan Regu yang membawahi lima orang personel itu.

Bekerja adalah Ibadah

Cerita bertugas ketika Lebaran juga diungkapkan Komandan Pleton C Pemadam Kebakaran Sektor Pasar Minggu, Ruwanto (50).

Ia sudah menjadi petugas pemadam sejak 28 tahun silam. Selama itu pula, kebanyakan momen hari raya dihabiskan di posko pemadam untuk bersiaga.

"Yang paling protes anak sebenarnya. Tapi saya jawab, ini tugas, harus dilaksanakan. Semua orang juga maunya Lebaran di rumah. Tapi kalau sudah tanggung jawab, ya harus dilaksanakan," ujar Ruwanto.

Bagi Ruwanto, ia sekaligus mengajarkan anak bagaimana melaksanakan tanggung jawab.

Bahkan, ia bercerita, salah seorang petugasnya terpaksa meninggalkan Shalat Idul Fitri karena 'handie talky' di pinggangnya meraung-raung suara sirine tanda ada kebakaran yang harus dipadamkan.

"Ada anak buah saya, pas shalat, HT-nya bunyi, langsung kabur. Ya, begitulah suka dukanya kami di pemadam. Di satu sisi mungkin mau ibadah, tapi tugas menolong orang ini enggak bisa ditinggal," ujar Ruwanto.

Maka, prinsip yang dipegang tersisa satu saja, bekerja adalah ibadah.

Namun Lebaran kali ini, Ruwanto agak bernafas lega. Meski ia menunaikan ibadah shalat Idul Fitri di masjid dekat posko, setelah itu ia beserta pasukannya digantikan oleh pasukan lain sehingga akhirnya ia bisa bersilaturahim dengan keluarga besar.

Sumber dari, Kompas.com

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.