Header Ads


Arteria Dahlan: Jangan Bicara HAM untuk Narkoba, Tembak Mati Pengedar!

Arteria Dahlan
www.qqhoki.com Anggota DPR RI Komisi III Arteria Dahlan mengaku prihatin dengan maraknya peredaran narkoba di Indonesia.

 Oleh sebab itu, ia mendukung pemerintah untuk menembak mati pengedar narkoba.

"Kita prihatin penggunaan narkoba di Indonesia begitu luar biasa. 

Saya katakan tembak mati saja (pengedar) tidak ada urusan," kata Arteria dalam diskusi Forum Merdeka Barat di Kementerian Kominfo, Jakarta Pusat, Selasa (20/3).

Arteria mengatakan, Indonesia adalah pasar pengedaran narkoba yang sangat strategis. Dia menyebut ada 5,1 juta penduduk Indonesia yang mengonsumsi narkoba. 

"Indonesia adalah big and strategic market untuk narkoba. 

Pasar potensial untuk produsen narkoba. Penelitian kita 1,77 persen sampai 2,18 persen artinya 3,3 juta sampe 5,1 juta penduduk Indonesia mengonsumsi narkoba. Ngeri," ujarnya.

Menurutnya narkoba juga menyerang generasi muda penerus bangsa.

 Sehingga kasus narkoba bukan merupakan masalah yang biasa saja. Ia meminta pemerintah tegas menerapkan hukuman mati bagi para pengedar narkoba.

"Makanya kalau masih dibilang biasa aja saya tidak mengerti lagi.

 Semua kementerian, lembaga, TNI-Polri main narkoba, ada narkoba. Mau bilang hal biasa? Hukuman mati tidak ada urusan," kata politikus PDIP ini.

Untuk mewujudkan hukuman mati bagi pengedar, Arteria meminta agar pemerintah tidak memikirkan hak asasi manusia dalam memberantas pengedar narkoba. 

Sebab, saat ini pengedaran narkoba telah menjadi sebuah bisnis yang sangat menguntungkan.
"Jangan bicara HAM-lah.

 Kalau bicara HAM Palestina sudah merdeka. Ini fakta. Ini bukan sekadar ada transaksi komersial melawan hukum. Ini bisnis sangat menguntungkan. 

Bahan buat bisa home industry," ungkapnya.

Apalagi di saat masyarakat sulit mendapatkan pekerjaan, mengedarkan narkoba menjadi pekerjaan paling mudah dengan penghasilan yang besar. 

Sehingga hal tersebut merupakan bentuk penyerangan bagi bangsa yang harus segera diselesaikan.

"Saat ini sulit cari kerja. Ada kerjaan gampang gajinya gede, semua gayung bersambut. Ini pertempuran nasional. Kita diserang," ungkapnya.

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.