Header Ads


Meski Berusia 23 tahun, Pria Ini Bertubuh Layaknya Balita

Manpreet Singh (23) dipangku paman dan bibinya.


Majalahqqhoki.com, NEW DELHI - Akibat sebuah kelainan yang belum diketahui, pria berusia 23 tahun asal India ini memiliki tubuh bak seorang balita.

Manpreet Singh kerap menjadi olok-olok tetangganya, karena di usianya yang sudah cukup dewasa dia harus digendong saat hendak pergi ke satu tempat.

Hingga kini tak diketahui penyebab pertumbuhan badan Manpreet berhenti sebelum dia bisa berjalan atau berbicara.

Saat lahir pada 1995, Manpreet adalah seorang bayi yang sehat. Namun, kini hidupnya amat tergantung pada sang bibi, Lakhwinder Kaur (42).

Pada awalnya dokter sempat mengatakan kepada ayah Manpreet, Jagtar Singh (50) bahwa pertumbuhan badan putranya akan kembali normal.

Namun, pernyataan dokter itu tak menjadi kenyataan dan para dokter menduga kondisi ini disebabkan adanya kelainan hormon.

Manpreet memiliki satu adik perempuan Jaspreet yang berusia 17 tahun dan adik laki-laki bernama Mangaldeep. Berbeda dengan Manpreet keduanya tumbuh dengan normal.

Agen Sakong online

" Pertumbuhan badan pasien ini terhenti karena ketidakseimbangan hormon," kata MK Bhadi, seorang petugas medis di sbeuah klinik pemerintah di Hisar, Punjab.

"Seorang anak mulai berkembang secara fisik dan mental saat berusia tiga tahun. Jika tubuhnya tak berkembang, orangtua harus membawanya ke rumah sakit untuk mendapatkan terapi," tambah Bhadu.

Sebagian ilmuwan menduga Manpreet mengalami apa yang disebut sebagai Sindrom Laron, sebuah kondisi genetika langka yang hanya menjangkiti 300 orang di seluruh dunia.

Akhirnya, karena tak mampu memberi perawatan yang layak untuk Manpreet, kedua orangtunya menitipkan dia kepada paman dan bibinya yang tinggal di Hisar sekitar 112 kilometer dari kediaman mereka.

Manpreet tak hanya bertubuh balita. Telapak tangan dan kakinya terlihat bengkak dengan muka besar berkulit kendur.

Dia berkomunikasi lewat bahasa tubuh. Manpreet bisa tertawa, berteriak, atau menangis tetapi tak bisa diajak bercakap-cakap.

"Manpreet bisa terkikik seperti balita dan kadang-kadang merasa sedih," kata sang paman, Karanvir Singh (45).

"Saat anjing menggonggong atau hewan lain bersuara, dia ketakutan. Dia anak yang baik dan menyapa orang dengan bahasa tubuh. Dia selalu mencoba untuk berteman dengan banyak orang," tambah Karanvir.

Agen Poker Online

"Meski dia hanya bisa mengatakan maa (ibu) dan mama (paman), Manpreet belajar berkomunikasi dengan bahasa tubuh. Dia juga pandai menirukan orang," lanjut sang paman.

"Dia biasanya menjabat tangan para tamu dan kemudian mempersilakan mereka duduk," tambah Karanvir.

Saat sepupunya, Mandeep memboncengkan Manpreet di sepeda, warga biasanya berlarian di belakang sepeda untuk melihat Manpreet.

"Beberapa kali kami coba memulangkan dia ke rumah orangtuanya, tetapi dia tak mau. Di sana Manpreet tak mau makan dan terus menangis," ujar Karanvir.

"Namun, saat kembali ke sini, dia langsung bergembira lagi. Kami amat mencintai dia dan pikiran untuk melepas dia sudah amat menyakitkan hati kami," ujar sang bibi.

Meski mencintai Manpreet, keluarganya amat khawatir dengan masa depannya. Sehingga mereka berupaya mencari bantuan medis di kota besar.

"Kami coba membawa dia beberapa kali ke dokter tetapi kondisinya tak membaik. Kami mencoba menerima takdinya dan mencoba tetap membahagiakannya," ujar Mandeep, sang sepupu.

Sang paman hanya seorang pengemudi yang penghasilannya terkadang tak mencukupi untuk menghidupi keluarga.

"Kami tak punya banyak uang untuk membawanya ke dokter atau rumah sakit. Kami meminta bantuan para dermawan untuk mengumpulkan dana demi perawatan Manpreet," kata Karanvir.

Biaya untuk perawatan dan terapi lainnya diperkirakan memakan biaya 500.000 rupee atau lebih dari Rp 100 juta.


Sumber dari, Kompas.com

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.