Header Ads


Pemerintah Jamin Pendidikan Anak Terduga Teroris Polrestabes Surabaya

Bom meledak di Polrestabes Surabaya, Jawa Timur, Senin (14/5/2018) pagi.



Majalahqqhoki.com, JAKARTA - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Muhadjir Effendy mengatakan, pemerintah menjamin pendidikan anak dari terduga pelaku aksi teror di Polrestabes Surabaya, Jawa Timur, Senin (14/5/2018).

"Siapapun anak harus dijamin pendidikannya. Kita tidak boleh melihat itu anak siapa," kata Muhadjir di Kantor Wakil Presiden RI, Jakarta, Rabu (16/5/2018).

Menurut mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Malang tersebut, pendidikan di Indonesia tidak boleh pilih-pilih siswa.

"Harus non diskriminasi prinsip pendidikan kita," kata Muhadjir.

 Apalagi, kata Muhadjir, anak berusia 8 tahun berinisial Ais itu hanyalah korban dari tindakan orangtuanya.

"Dia punya teman-teman. Kalau sampai kemudian nanti menciptakan traumatis kepada teman-teman sejawatnya itu risikonya terlalu berat," kata dia.

Sebelumnya, Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian mengatakan bahwa pelaku bom bunuh diri di Mapolrestabes Surabaya, Senin (14/5/2018), berjumlah 5 orang dan merupakan satu keluarga.

Agen Sakong Online

 Mereka terdiri dari bapak, ibu dan tiga anak yang naik dua sepeda motor berboncengan. Empat orang tewas dalam peristiwa ini, sedangkan sang anak yang berusia 8 tahun selamat setelah terlempar saat ledakan terjadi.

"Empat orang meninggal, anak tadi terlempar dan masih selamat," tutur Tito dalam konferensi pers dengan Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Machfud Arifin di Mapolda Jatim, Senin siang.

Sementara itu, Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Sutanto juga mengatakan, anak perempuan terduga teroris tersebut masih mengalami trauma psikologi pasca-ledakan bom.

Saat ini Ais hanya bersedia berkomunikasi dengan suster penjaganya.

"Ais (AAP) hanya mau ngomong sama susternya saja," kata Sutanto, di Mapolda Jatim, Rabu (16/5/2018).

Kondisi putri bungsu keluarga bom bunuh diri di gerbang Mapolrestabes Surabaya itu, kata Sutanto, berangsur membaik.

Menurutnya, anak-anak pelaku bom bunuh diri memerlukan penanganan komprehensif secara fisik maupun kejiwaan dan pengasuhan yang tepat.


Sumber dari, Kompas.com

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.