Header Ads


Jokowi Ingin Sungai Ciliwung Sebersih Cheonggyecheon di Korsel, Hanya Mimpi?


Majakahqqhoki.com - Kala musim hujan tiba, warga di bantaran Sungai Ciliwung, Jakarta hampir pasti kedatangan tamu tak diundang. Mereka bersiap menerima kiriman air dari Bogor, Jawa Barat, yang menggenangi pemukiman tanpa kenal waktu. Banjir seakan takdir. 

Mirisnya, air bah juga membawa sampah, kayu, bambu dan segala macam limbah yang dibuang manusia ke dalam Ciliwung. Dari bungkus deterjen hingga kasur dan lemari butut. 

Kondisi Sungai Ciliwung pada musim kemarau tak kalah memprihatinkan. Air berwarna kehitaman dan mengeluarkan aroma anyir. Sampah-sampah menumpuk di sisi kali. 

Saat melawat Sungai Cheonggyecheon di sela-sela kunjungannya ke Korea Selatan, sebuah mimpi terbesit di benak Presiden Jokowi, seandainya Sungai Ciliwung sebersih dan seindah aliran air yang membelah Kota Seoul itu. 

Cheonggyecheon yang mengalir sepanjang 8,4 kilometer jauh dari gambaran sungai ada di pikiran sebagian besar rakyat Indonesia, terutama kaum urban yang hidup di perkotaan. Airnya bening, tak ada sampah, tidak ada bau anyir menguar, bisa digunakan untuk merendam kaki yang lelah, pedestrian yang lebar ada di sisi kanan dan kirinya. Singkat kata, kali itu bukan tempat sampah dan pembuangan limbah. Tak difungsikan jadi kakus untuk buang hajat.

Cheonggyecheon bahkan menjelma menjadi destinasi wisata, keberadaannya membuat kota Seoul yang metropolis jauh dari kesan garang dan brutal. Namun, bisakah Ciliwung berubah jadi manusiawi? 

Menurut Pengamat Perkotaan dari Universitas Trisakti, Yayat Supriatna, bukan hal mustahil impian Jokowi itu terwujud. Namun ada sejumlah persiapan agar rencana itu berjalan mulus.

"Sebetulnya bisa dilakukan. Tapi bagaimana membuat sistem filter yang bagus dan juga bagaimana penataan itu mulai dilakukan,", 
Dia menjelaskan, sungai bersih berhasil diterapkan di kawasan Epicentrum, Kuningan, Jakarta Selatan. Air di sungai tersebut terlihat jernih. Yayat menyarankan hendaknya rencana itu dapat diwujudkan dalam bentang tertentu.

Agen Poker Online

"Cari bentang Ciliwung di kawasan tertentu. Misalnya di sekitar Manggarai, Kanal Banjir Timur (KBT), kawasan Kampung Pulo. Atau tak harus di sungainya, di anak sungai juga enggak apa-apa. Seperti Pesanggrahan yang airnya masih bening," ujar dia.

Agar rencana itu dapat berjalan, pemerintah juga harus memikirkan waduk atau tanggul pengatur air sebagai pengontrol. Sebab itu menjadi komponen terpenting dalam keselamatan warga.

"Iya, kalau misalnya Ciliwung lagi ngamuk, bisa hilang semua itu orang. Bagaimana mekanisme kontrol air bisa dilakukan," ucap Yayat.

Namun masalah terpenting saat ini budaya masyarakat dalam menghargai sumber daya alam masih rendah. Sungai dianggapnya sebagai public goods yang dapat diperlakukan sesuka hati.

"Orang buang sampah di sungai karena dianggap sungai dapat mendaur ulang. Itu cara pandang public goods. Cara pandang kuno," jelas dia.

Sedangkan cara pandang berbeda ditunjukkan masyarakat Korea Selatan. Mereka menganggap sungai sebagai sumber daya dan dapat menjadi sarana untuk menurunkan stres.

"Kita bagaimana membuat sungai itu bisa menurunkan stres, liat sungainya aja sudah stres. Dan bagaimana bisa membangun kota kalau masyarakatnya juga stres," ujar Yayat.

Untuk itu, ia menegaskan mindset masyarakat Indonesia harus diubah dengan budaya berkota. Dari sini, akan muncul kesadaran membangun kehidupan berkota.

"Apa itu kehidupan berkota? Yaitu kehidupan yang ada aturan, kehidupan yang peduli dengan sungai, peduli dengan sesama, dan peduli kotanya," terang Yayat.

Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, Isnawa Adji menungkapkan, pihaknya telah mengerahkan 4.215 pasukan oranye dari Unit Pengelola Kebersihan (UPK) Badan Air di semua titik sungai, waduk, situ, dan kali. Mereka membersihkan sampah selama delapan jam setiap harinya.

"Dalam 3,5 tahun terakhir dinas kebersihan (saat ini menjadi dinas LH) bisa memberikan gambaran upaya mengubah kali, waduk, danau. Namun seperti yang diinginkan Pak Jokowi, Jakarta masih memiliki pekerjaan rumah besar terkait kualitas baku mutu airnya," u

Selain itu, lanjut dia, harus ada pembenahan dari sisi hulunya. Pemerintah pusat dapat melakukannya secara simultan dengan program DKI Jakarta.

Saat ini, Dinas LH baru membersihkan sampah di permukaan air. Perlu kerja keras semua SKPD terkait dan dukungan masyarakat serta pelaku usaha untuk tidak membuang sampah ke kali ataupun sungai.

"Tidak buang limbah dan deterjen serta apa pun yang berpotensi mencemari sungai. Pelaku usaha harus membangun water treatment-nya," terang Adji.

Jika langkah itu diterapkan pemerintah, harapan Jokowi agar sungai Ciliwung sebening Cheonggyecheon akan terwujud.

"Tidak hanya bebas sampah, tapi kualitas airnya memenuhi baku mutu. Tidak bau, tidak keruh, dan tidak ada bakteri e-coli, timbal, mercury dan lain-lain," kata dia.

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.