Header Ads


Apakah Normal, Menjelang Menstruasi Kita Sering Merasa Ngidam?



Majalahqqhoki - Masa-masa mendekati siklus haid memang cukup mengesalkan, ya. Selain rasa nyeri di pinggang, tubuh yang jadi lebih mudah lelah, dan emosi yang jadi seperti roller coaster, nafsu makan yang gila-gilaan juga kerap membuat jengkel sendiri.

Sebenarnya, apa sih yang mendorong nafsu makan jadi begitu membuncah bahkan saat perut pun sebenarnya kenyang? Yang lebih penting, benarkah lonjakan keinginan untuk makan ini merupakan hal normal? Dilansir dari berbagai sumber, berikut ini ulasan selengkapnya!


1. Dialami oleh 90 persen wanita sebagai PMS

Sindrom prahaid adalah hal yang sangat lumrah dialami oleh setiap wanita. Sebanyak 90 persen dari wanita mengalami kondisi ini dalam beberapa titik hidup mereka, pun termasuk kamu pastinya. Gejala ini pun beragam. Di samping nafsu makan yang melonjak drastis, PMS juga meliputi jerawat, konstipasi, perut kembung, pusing, nyeri pada payudara, mood swings dan lain-lain.


2. Perubahan kadar hormon menjadi pemicunya

Pada kasus peningkatan nafsu makan di periode prahaid, perubahan level hormon adalah pemicunya. Beberapa studi menunjukkan peningkatan kadar estrogen dan progesteron menjadi penyebab ngidam terutama makanan yang mengandung banyak gula dan karbohidrat.


3. Membuat perasaan bahagia dan menjaga mood

DI satu sisi, makanan dengan kandungan tinggi gula membantu mengatasi rasa lelah dan bad mood yang berlangganan datang ketika masa haid. Tubuh akan melakukan sekresi serotonin, yakni zat kimia tubuh yang meningkatkan perasaan bahagia.


4. Namun, ada kalanya ngidam jadi pertanda kelainan

Kenyataannya, ngidam menjelang haid juga bisa jadi indikasi sebuah ketidakwajaran. Istilah yang biasa digunakan untuk kondisi compulsive eating ini adalah BED alias Binge Eating Disorder. Jika dibiarkan berlangsung dalam waktu yang lebih lama, peningkatan nafsu makan yang terus menerus ini pun menjadi berbahaya.


5. Gejalanya sering tidak terlihat dan jadi terabaikan

BED bisa terjadi dalam rentang waktu yang berbeda, mulai dari hitungan jam hingga berhari-hari hingga lebih lama. Bukan tidak mungkin, waktu terjadinya pun bersamaan dengan PMS, sehingga menjadi terasa lebih 'wajar'. Biasanya, tanda-tanda yang paling jelas dari kondisi ini adalah kenaikan berat badan.


6. Kenali lewat tanda-tanda fisik

Kamu pun sesungguhnya bisa dan perlu untuk menyadari perubahan pada tubuh sendiri. BED biasanya ditunjukkan lewat keinginan yang tinggi terhadap konsumsi gula. Selain itu, bukan tidak mungkin kamu jadi lebih sering mengalami sakit perut dan kepala serta susah beradaptasi dengan perubahan suhu udara, baik tinggi maupun rendah.


7. Kondisi psikologis juga bisa jadi indikasi

Orang-orang yang mengalami BED biasanya cenderung merasa rendah diri dan sering menyalahkan bahkan menyakiti diri sendiri. Rasa bersalah setelah makan pun sering dialami. Adapun konsekuensi psikologis yang dialami oleh penderita BED biasanya beruba perasaan depresi, panic attack, rasa cemas berlebihan dan susah konsentrasi.


8. Namun... Apa sebenarnya pemicu BED?

Banyak. Salah satunya adalah umur, terutama masa-masa remaja hingga sekitar 20-an tahun. Selain itu, seseorang juga bisa mengalami BED karena kekerasan seksual, masalah kesehatan mental, pola diet tertentu yang tidak sesuai, pekerjaan, hingga ekspektasi sosial.


9. Perlukah ke dokter?

Bagaimanapun, BED yang berlangsung dalam waktu lama sangat berpotensi menimbulkan risiko kesehatan lainnya seperti tekanan darah tinggi, obesitas, kanker, saluran kencing, dan lain-lain. Untuk itu, jangan merasa malu atau takut bila kamu mengalami tanda-tanda di atas. 

Ingat, tidak semua ngidam sebelum haid merupakan BED ya, sehingga kamu tidak perlu merasa terlalu khawatir. Untuk itu, pastikan kamu lebih jeli dan santun terhadap diri sendiri ya. Termasuk dalam mengamati perubahan dan pola baik fisiologis maupun psikologis.




Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.