Header Ads


Keluarga Korban Sebut PoroDuka Meninggal Karena Ditembak Polisi

Sebanyak 131 personel gabungan dari Polres Sumba Barat, Brimob Polda NTT, dan Raimas Polda NTT serta dari Kodim 1613 Sumba Barat dihadang dan diserang serta dilempari batu oleh warga.



Majalahqqhoki.com, WAIKABUBAK - Keluarga Poro Duka (40), warga Desa Patiala Bawa, Kecamatan Lamboya, Kabupaten Sumba Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), yang tewas dalam bentrokan antara warga dan polisi, meminta polisi bertanggung jawab penuh atas insiden itu.

Petrus Lolu, juru bicara keluarga Poro Duka mengatakan, penyebab Poro Duka meninggal karena ditembak polisi. Itu terjadi saat bentrokan antara polisi dan warga di Desa Patiala Bawa.

"Kami sebagai keluarga dan masyarakat, mengetahui betul bahwa korban ini meninggal karena ditembak polisi," tegas Petrus kepada Kompas.com, Jumat (27/4/2018).

Pihaknya, lanjut Petrus, menuntut keadilan dari Polri. Tak hanya itu, instansi terkait lainnya juga harus ikut bertanggung jawab.

 Petrus mengaku, pada Kamis (26/4/2018),

pihaknya menggelar aksi unjuk rasa di Polres Sumba Barat dan DPRD Sumba Barat, agar kasus ini segera diusut. 

"Kami gelar aksi demo, karena ada statement dari polres bahwa korban meninggal bukan karena tembakan," sebutnya.

Hari ini, sambung Petrus, sedang dilakukan otopsi terhadap jenazah Poro Duka di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Waikabubak. Hingga kini, pihaknya belum mendapatkan hasil otopsinya.

Terkait kejadian tersebut, pihaknya akan menyurati Mabes Polri, Kompolnas, Komnas HAM, guna menindaklanjuti kasus ini hingga tuntas.

"Harapan kita, kasus ini diungkap, agar pelaku bisa bertanggung jawab, dalam hal ini Polres Sumba Barat," ucapnya.

Agen Sakong Online

 Kabid Humas Polda NTT Kombes Jules Abraham Abast mengatakan, pengamanan sudah dilakukan sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP).

Polisi juga mengimbau kepada masyarakat untuk tidak melakukan anarki.

Namun, masyarakat malah menyerang petugas keamanan dengan batu, sehingga polisi melakukan tembakan peringatan.

Lagi-lagi warga tak mengindahkan peringatan petugas. Warga malah bertindak brutal dengan melempari petugas secara bertubi-tubi.

"Dalam kondisi terdesak, akhirnya petugas mengeluarkan tembakan gas air mata,” kata Kombes Jules.

Di tengah kericuhan, terdengar teriakan dari kelompok warga bahwa ada yang terjatuh.

Petugas langsung memberikan pertolongan kepada dua warga berinisial PD (40) dan MMD (26) dengan membawanya ke Puskesmas Kabukarudi.

Sesampainya di puskesmas, nyawa PD tak tertolong karena keterbatasan peralatan medis. 

 Jenazah PD kemudian dirujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Waikabubak untuk dilakukan visum guna mengetahui penyebab kematiannya.

Berita sebelumnya, sebanyak 131 personel gabungan dari Polres Sumba Barat, Brimob Polda NTT, dan Raimas Polda NTT serta dari Kodim 1613 Sumba Barat dihadang, diserang, serta dilempari batu oleh warga.

Pelemparan terjadi saat tim mendampingi Dinas Pertanahan Sumba Barat mengamankan pengukuran tanah. Akibat insiden itu Poro Duka tewas dan seorang warga lainnya Markus Matti Duka menderita luka.


Sumber dari, Kompas.com

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.