Header Ads


Ikatan Alumni Desak Pemerintah Belanda Usut Kasus Pemerkosaan Pelajar Indonesia

Ilustrasi korban pemerkosaan


Majalahqqhoki.com, AMSTERDAM - Ikatan alumni pelajar di Belanda atau Studeren in Nederland (Stuned) meminta pemerintah Belanda untuk mengusut tuntas kasus pemerkosaan terhadap pelajar Indonesia.

Melalui pernyataan resminya yang diterima Kompas.com pada Selasa (24/7/2018), Stuned mengecam tindakan keji pelaku yang dianggap sebagai penghinaan terhadap kaum perempuan dan hak asasi manusia.

"Meminta Pemerintah Belanda untuk mengusut tuntas kasus ini dan memastikan jaminan keamanan bagi pelajar asing yang sedang menuntut ilmu di negeri Belanda," demikian pernyataan sikap dari Ikatan Alumni Stuned.

Selain itu, organisasi tersebut mendukung pemerintah Indonesia melalui Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Den Haag untuk memberikan perlindungan dan pendampingan masa pemulihan korban.

Stuned menyatakan, KBRI juga memfasilitasi pendampingan terhadap proses hukum yang akan dijalankan.

Pelajar Indonesia yang sedang menempuh pendidikan di Belanda diimbau untuk tetap menjaga privasi dan kerahasiaan korban. Mereka juga diminta agar tetap fokus belajar dan meningkatkan kewaspadaan.

Agen Sakong Online

"Kami mengimbau para pelajar Indonesia di Belanda untuk tetap fokus studi, namun tetap peka," tulis Stuned.

Ikatan Alumni Stuned juga bersedia untuk memberikan dukungan bagi pemulihan korban sekembalinya ke tanah air.

Seperti diketahui, seorang pelajar Indonesia di Universitas Erasmus Rotterdam, Belanda, diperkosa oleh orang tak dikenal pada Sabtu (21/7/2018).

 Awalnya, korban pulang menuju tempat tinggalnya di Herman Bavinckstraat dari Stasiun Rotterdam dengan menggunakan sepeda.

Setelah mengunci sepedanya, pelajar diserang pelaku pada pukul 05.30 waktu setempat. Ketika memperkosa, pelaku juga menyiksa korban sehingga membuatnya sempat tak sadarkan diri.

Kepolisian Rotterdam menyatakan, mereka telah menginterogasi 20 saksi mata, dan melakukan olah rute yang diambil mahasiswi itu.

Mereka juga meninjau rekaman CCTV untuk menemukan identitas pelaku yang dilaporkan merupakan pria Afrika yang menaiki sepeda berwarna hitam.

Sekretaris Kedua Fungsi Protokol dan Konsuler KBRI Den Haag Indra Danardi Haryanto mengatakan, saat ini korban masih dirawat di rumah sakit.

"Pihak keluarga sudah tiba. KBRI memfasilitasi kehadiran mereka," katanya.


Sumber dari, kompas.com

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.