Kenapa Kita Seakan Tidak Kuasa Berhenti Makan Gula?? Ini 6 Asalsan Ilmiahnya!
Majalahqqhoki - Sepanjang hari ini, makanan kita pasti sedikit banyak memiliki kandungan gula. Entah itu permen, kue, es krim, bahkan di lauk pauk yang kita makan sehari-hari seperti nasi goreng yang menggunakan saos tomat atau beberapa macam sambalan.
Anehnya, makanan-makanan itu membuat kita tidak dapat berhenti makan. Apa yang membuatnya hal seperti itu? Memangnya apa yang terjadi pada otak kita ketika makan makanan mengandung gula? Dan kenapa sih para pakar kesehatan menyuruh kita untuk berhenti?
Hmmm, semuanya pasti ada alasannya. Yuk kita lihat!
1. Gula memiliki banyak macam tipe
Sebelum memulai, kamu harus memahami gula itu sendiri. Gula adalah senyawa dari karbohidrat, di mana kamu bisa mengenalinya melalui label-label makanan yang memiliki istilah berakhiran –sa, yaitu: glukosa, laktosa, sukrosa, maltosa dan dekstrosa.
Istilah-istilah itu bisa kamu temukan di tabel kandungan gizi yang ada di kemasan. Adapun makanan-makanan yang tidak pernah kamu kira memiliki kandungan gula adalah saos tomat, yogurt, dan manisan buah.
2. Dari lidah menuju otak
Ketika kita makan makanan yang mengandung gula, reseptor rasa kita bereaksi, di mana reseptor tersebut mengirimkan sinyal ke otak. Adapun reseptornya adalah ujung lidah kita dan juga terdapat dalam perut kita. Reseptor itu mengirimkan sinyal ke otak, ke bagian cerebral cortex, yang kemudian membentuk rasa yang diantarkan oleh reseptor lidah tadi. Dalam kasus ini adalah memberikan sensasi rasa manis yang menyenangkan.
3. Mengaktifkan dopamine dan membuat kecanduan
Layaknya obat-obatan yang membuat seseorang kecanduan, zat yang dikandung gula dan telah mengirimkan sinyal ke otak tersebut membuat zat-zat dopamine terlepas di otak. Hal itu mengaktivasi sistem penghargaan di otak, membuat otakmu memberikan pertanyaan ke tubuh, “Perlukah kita memakannya lagi?” dan juga langsung memberikan jawaban, “Oh, tentu saja.” Hasilnya, kamu terjebak dalam kecanduan gula: tidak bisa mengontrol dan menoleransi gula.
4. Disebabkan karena tidak menurunnya level dopamine
Jika dipikir lagi, makanan enak membuat kita makan dengan lahap, tapi hal itu tak pernah membuat kita kecanduan, walaupun kita makan terlalu sering. Itu karena dopamine yang ada di otak menurun, seiring dengan banyaknya frekuensi makanan yang sama yang masuk ke dalam tubuh. Kebosanan akan makanan yang sama itu menunjukkan bahwa tubuh kita memerlukan nutrisi yang berbeda pula.
Hal itu tidak berlaku untuk makanan mengandung gula karena level dopamine di otak kita sama sekali tidak menurun walaupun kita makan sebanyak apapun dan sesering apapun. Inilah alasan mengapa orang-orang tak dapat berhenti makan-makanan gula.
5. Akan menyebabkan error bagi tubuh
Analogi tubuh kita adalah sebuah mesin yang bergerak untuk memproses sesuatu. Dia dapat memproses apapun yang masuk selama itu sesuai dengan sistemnya. Akan tetapi, jika proses tersebut dilakukan berulang-ulang dan tanpa henti karena masuknya sesuatu yang tanpa henti pula, mesin tersebut pun akan rusak dikarenakan overheating atau kepanasan. Itulah yang terjadi tubuhmu ketika terkena diabetes karena terlalu banyak makan gula.
6. Tidak ada kecanduan bagi makanan non-gula
Tidak seperti obat-obatan, nikotin, atau alkohol, gula bukanlah zat keras yang banyak melepaskan dopamine. Akan tetapi, hal itu tetap mempengaruhimu dalam masalah candu. Jika kamu melihat kenapa anak-anak sangatlah susah makan sayur, itu karena di dalam sayur sendiri tidak terdapat kandungan gula sehingga tidak ada pula pelepasan dopamine di otak.
Kurang lebih seperti itulah proses gula di dalam otak kita. Susah juga ya untuk berhenti makan karena makanan yang ada gulanya itu memang enak. Sebenarnya kamu tidak perlu berhenti makan kok, hanya cukup menguranginya untuk memberikan tubuhmu waktu istirahat dalam hal memproses. Namun itupun kalau kamu memang mau hidup sehat lho.
Post a Comment