Header Ads


Perlu Menjadi Pertimbangan! 7 Risiko Kesehatan dari Pernikahan Dini



Majalahqqhoki - Usia pernikahan di Indonesia telah diatur oleh undang-undang, tepatnya dalam Pasal 7 ayat 1 UU Nomor 1 Tahun 1974. Undang-undang tersebut menyebutkan bahwa batas minimal usia pernikahan untuk laki-laki minimal 19 tahun, sementara perempuan minimal 16 tahun. Meski begitu, praktik pernikahan di bawah umur masih kerap terjadi.

Alasannya beragam, seperti kemiskinan, pendidikan rendah, norma sosial, hukum adat dan aturan hukum yang kurang tegas. Padahal, risiko kesehatan mengancam mereka yang melakukan pernikahan dini. Berikut di antaranya. 


1. Secara psikologis, mental pasangan belum sepenuhnya dewasa sehingga akan sering mengalami bentrok dan KDRT

Pernikahan dini membuat kesehatan psikis pasangan terganggu. Mereka pun jadi mudah cekcok dan bertengkar. Ujung-ujungnya salah satunya bisa jadi mengalami kekerasan dalam rumah tangga. 


2. Kehamilan di usia muda berisiko tekanan darah tinggi

Meskipun berhasil hamil, perempuan berisiko tinggi terhadap peningkatan tekanan darah. Seorang perempuan bisa mengalami pre-eclampsia yang ditandai dengan peningkatan tekanan darah, protein dalam urine dan kerusakan organ dalam tubuh.

Pengobatan perlu dilakukan untuk mencegah komplikasi. Namun, di satu sisi itu berbahaya bagi pertumbuhan bayi. 


3. Risiko keguguran lebih besar

Akibat pernikahan dini akan banyak dirasakan oleh perempuan. Itu karena perempuan yang menikah di usia belia belum siap secara fisik dan mental.

Organ tubuh yang belum matang sepenuhnya membuat janin gak bisa berkembang dengan maksimal. Itu sebabnya risiko keguguran lebih besar terjadi untuk perempuan yang belum dewasa secara usia. 


4. Calon ibu yang hamil di usia muda pun berisiko terkena anemia

Perempuan memang bisa saja terkena anemia selama hamil. Namun, risiko itu lebih besar jika hamil di usia muda. Anemia disebabkan oleh kurangnya konsumsi zat besi pada ibu hamil.

Biasanya, ibu hamil bisa mengonsumsi penambah darah. Adapun, anemia saat hamil mengakibatkan susahnya bayi lahir. Anemia selama kehamilan pun berakibat buruk pada tumbuh kembang janin.  


5. Risiko ibu meninggal saat melahirkan pun lebih besar

Dilansir dari National Health Service, perempuan yang lahir di bawah 18 tahun berisiko meninggal saat bersalin. Itu karena perempuan belum siap fisiknya untuk hamil dan melahirkan, salah satunya seperti panggul yang masih kecil sehingga bayi sulit keluar. Gak hanya berbahaya bagi sang ibu, sang anak juga bisa meninggal selama persalinan. 


6. Bayi berisiko lahir secara prematur

Hal ini terjadi akibat bayi lahir dengan berat badan yang rendah. Bayi belum siap untuk dilahirkan. Adapun, bayi prematur berisiko mengalami gangguan pernapasan, pencernaan, penglihatan, kognitif dan beragam masalah kesehatan lainnya. 


7. Anak-anak pun bisa mengalami masalah psikologis, seperti depresi, trauma dan gangguan kecemasan

Biasanya hal tersebut terjadi karena melihat pertengkaran dan kasus kekerasan orangtua mereka yang masih belia. Dilansir dari UNICEF, kekerasan dalam rumah tangga lebih sering muncul di rumah dengan anak-anak kecil daripada remaja atau yang lebih tua. Tentunya hal tersebut akan sangat berpengaruh pada perkembangan psikologis anak-anak.

Itu tadi beberapa dampak kesehatan pasangan yang menikah di usia belia, baik secara fisik atau mental. Buat kamu yang ingin menikah, pertimbangkan dengan baik ya.




Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.