Inilah Penjelasan Ilmiahnya, Kenapa Ayam Berkokok di Pagi Hari!
Majalahqqhoki - Selain gonggongan anjing dan meongan kucing, kokok ayam adalah salah satu suara alam yang paling bisa dikenali di dunia. Masalahnya kenapa sih ayam perlu berkokok? Apakah benar ada makna lain ketika mereka berkokok selain di pagi hari? Ataukah memang mereka seharusnya hanya berkokok di pagi hari?
Mengejutkannya, walaupun ayam adalah hewan yang paling sering ditemukan di mana-mana (dan paling lezat) di bumi, baru di tahun 2013 lalu lah para peneliti menemukan jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan ini. Semua akan dijelaskan di sini!
1. Sebenarnya ayam berkokok setiap saat sepanjang hari termasuk untuk merespon hal-hal remeh lho, tapi memang kokokan utama paling keras yang khas itu dilakukan saat menyambut fajar
Pertama-tama hal yang paling perlu diluruskan adalah ayam akan berkokok setiap saat dan sebagai respon kepada berbagai macam stimulus yang "gak mengancam", misalnya seperti suara mobil atau seseorang berjalan ke arah mereka. Ini karena kokokan ayam berfungsi beberapa macam.
Seiring digunakan sebagai kode kepada ayam lain terkait daerah kekuasaannya, kokokan ayam bisa digunakan untuk berkomunikasi dengan jenis unggas yang lain. Bahkan di waktu tertentu bisa sebagai bentuk cara mereka merayakan sesuatu. Ayam gak perlu banyak alasan kok untuk berkokok.
Sesuai pemahaman itu, walaupun ayam telah diketahui berkokok sepanjang hari dan sebagai respon terhadap stimulus remeh, mereka tetap akan berkokok dengan lebih khas sesaat sebelum fajar tiba. Karena kecenderungan ayam berkokok pada segala hal, selama beberapa tahun para peneliti dan ahli unggas (ornithologis) beranggapan bahwa kokokan ayam sebelum fajar adalah karena respon mereka terhadap perubahan level cahaya.
Hal ini sebagaimana yang mereka lakukan ketika mereka disinari lampu mobil atau sumber cahaya buatan. Setelah beberapa tahun memiliki pemahaman itu, para peneliti dari Nagoya University di Jepang mencoba menggali lebih dalam apakah memang ayam-ayam tersebut mengantisipasi matahari terbit.
2. Riset yang dilakukan di Jepang dilakukan pada banyak ayam dengan kondisi lingkungan yang berbeda-beda dan itu sudah bisa cukup menarik kesimpulan
Di dalam riset yang dipimpin oleh Takashi Yoshimura, beberapa eksperimen dilakukan pada ayam untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan ini. Sebagai permulaan, para ayam dimasukkan ke dalam eksposur lingkungan berbeda selama beberapa minggu. Sesuai ekspektasi, dalam semua grup, para ayam berkokok sepanjang hari karena merespon ke berbagai stimulus, misalnya seperti diberi makan.
Jadi bagaimana tentang ayam dan pagi hari? Sekelompok ayam diberi perlakuan lingkungan di mana mereka disinari selama 12 jam, kemudian gelap selama 12 jam, kemudian diulang-ulang selama 2 minggu. Sebagaimana yang diduga, para ayam memang mengantisipasi cahayanya, umumnya mereka mulai "berkokok sebelum fajar" sekitar 2 jam sebelum cahayanya dinyalakan.
3. Kokokan ayam gak cuma dilakukan di saat sebelum fajar, tapi juga berfungsi untuk menunjukkan dominasi dan batasan kawasan kekuasaan
Observasi menarik lainnya adalah ayam yang paling dominan adalah yang akan mulai "berkokok fajar" duluan, mendukung teori bahwa salah satu fungsi berkokok itu untuk menentukan daerah kekuasaan dan menunjukkan dominasi. Yoshimura mengatakan bahwa data awalnya menunjukkan ayam dengan kualitas terbaik di koloninya akan yang memulai paling awal berkokok saat fajar. Sedangkan ayam kelas di bawahnya akan dengan sabar menunggu kemudian baru berkokok menyusul "si pemimpin".
Dalam eksperimen kedua, para ayam diberikan lingkungan yang digelapkan selama 24 jam. Terlepas dari ini, Yoshimura dan timnya mencatat bahwa ternyata para ayam tersebut dengan cepat menyesuaikan diri serta berkokok setiap 23,8 jam sekali setiap hari. Mereka berkokok di waktu yang sama setiap hari, tepat sebelum fajar. Ini menandakan bahwa cahaya bukanlah faktor dalam alasan berkokok para ayam.
4. Walaupun ayam sudah berusaha dikecoh dengan cahaya dan suara, ayam tetap melakukan "kokok fajarnya" di waktu yang sama tiap hari
Ini tanda mereka memiliki jam internal biologis dalam tubuh. Menggali lebih dalam, ketika tim Yoshimura mencoba untuk mengecoh para ayam dengan secara acak memberikan cahaya terang ataupun suara keras pada waktu berbeda-beda, walau memang memicu berkokok ringan, mereka secara konstan tetap melakukan "berkokok fajar" yang keras pada waktu fajar.
Yoshimura dan tim menyimpulkan bahwa para ayam pasti memiliki jam alami tubuh yang mengatakan kapan mereka harus berkokok dengan mantap serta lantang. Lebih jauh lagi, mengingat bahwa para ayam gak bisa dikecoh agar berkokok di waktu lain selain fajar, para peneliti menyimpulkan bahwa jam internal tubuh mereka lebih "menguasai" mereka daripada gangguan eksternal.
Beberapa bonus fakta soal ayam dan beberapa hewan terkait lainnya:
Walaupun aktivitas berkokok sering secara eksklusif ditunjukkan oleh ayam jantan, ayam betina juga bisa melakukannya dan kadang kala juga berkokok.
Berkontradiksi dengan pemahaman umum, baik itu lolongan serigala atau ocehan bebek itu bergema lho. (Serigala diketahui melakukannya ketika berburu untuk menunjukkan seakan-akan ada sejumlah banyak teman bersamanya padahal cuma gema lolongannya) Ini juga akan memanggil serigala lain untuk bergabung ketika terancam. Selain itu, mereka itu gak melolong ke bulan lho. Lolongan juga menjadi tanda kedewasaan serigala, ketika serigala gak mampu melolong ketika mereka seharusnya sudah bisa, serigala tersebut akan menjadi mangsa serigala yang lainnya.
Kokokan ayam bisa sangat lantang, seorang petani di Ingris menyadari bahwa ayam pemenangnya, Big Bird, berkokok dengan sangat keras sampai setengah penduduk desa mengeluh karena itu selalu membuat mereka terbangun.
Jadi sudah mengerti kan sekarang? Ayam berkokok di saat fajar karena adanya jam biologis internal di dalam tubuh mereka yang akan memicu mereka melakukannya. Kalaupun ada kokokan sebelum itu, kokokan itu bukanlah kokok yang utama.
Post a Comment