Header Ads


Lagi, Korut Kembali Tembakkan Rudal Balistik Kapal Selam

Lagi, Korut Kembali Tembakkan Rudal Balistik Kapal Selam

SEOUL, Mancanegara -  Korea Utara, Sabtu (9/7/2016), telah melakukan uji tembak rudal balistik dari sebuah kapal selam (SLBM), kata Kementerian Pertahanan Korea Selatan di Seoul.

Peristiwa itu terjadi sehari setelah Amerika Serikat (AS) dan dan Korea Selatan (Korsel) memutuskan untuk menggelar sistem pertahanan rudal canggih di Korsel.

"Korut meluncurkan apa yang diyakini sebagai SLBM dari perairan pelabuhan Sinpo (di Laut Timur) sekitar pukul 11.30 waktu setempat", kata Kementerian Pertahanan Korsel dalam pernyataan pers.

Tidak ada rincian lebih lanjut dari keterangan tersebut. Namun, sebelumya, Korut menembakkan SLBM pada 23 April dalam uji coba yang oleh pemimpin muda Korut, Kim Jong-Un, disebut sukses.

Korut selalu mengklaim bahwa rudal yang mereka miliki punya kemampuan menjangkau Seoul dan Washington DC.

Peluncuran SLBM pada Sabtu ini terjadi setelah Seoul dan Washington mengumumkan keputusan untuk menempatkan sistem rudal pertahanan  yang unik dengan presisi tinggi, yakni THAAD.

Selain amat dikhawatirkan oleh Korut, China dan Rusia juga pada April lalu mengecam rencana AS menempatkan THAAD di Semenanjung Korea.

Keduanya negara itu khawatir  bahwa penambahan perangkat tempur AS di sekitar wilayah mereka bisa mempengaruhi keseimbangan kekuasaan di Pasifik.

Ketegangan telah meningkat sejak Pyongyang melakukan uji coba nuklir keempat pada Januari lalu. Uji coba itu diikuti oleh serangkaian penembak rudal.

Penembakan SLBM oleh Korut terjadi tidak lama setelah Jong Un ditempatkan dalam daftar hitam sanksi AS.

Washington juga menyerukan Jong Un untuk bertanggung jawab atas berbagai pelanggaran hak asasi manusia yang serius di Korut.

Pyongyang, Jumat (8/7/2016) mengecam Washington dan memperingatkan Korut akan langsung memotong semua saluran diplomatik dengan AS jika sanksi tidak dicabut.

Kementerian Luar Negeri Korut menyebut sanksi terhadap Kim adalah "permusuhan terburuk dan deklarasi perang terbuka".

Pyongyang juga  bersumpah untuk mengambil "tindakan pencegahan yang paling sulit untuk dengan tegas menghancurkan permusuhan oleh AS itu".

Juga dikaitkan, buruknya hubungan dengan AS akan dihadapi dengan diterapkannya "hukum perang".

(hen)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.