Header Ads


'' Setiap Ada Bom, Publik Buru - buru Bilang Intelijen Kecolomngan......''

Suasana setelah ledakan bom di Gereja Pantekosta Pusat Surabaya (GPPS) di Jalan Arjuna, Surabaya, Jawa Timur, Minggu (13/5/2018). Akibat ledakan itu, 5 mobil dan 30 motor terbakar.


Majalahqqhoki.com, JAKARTA - Pengamat Pertahanan Susaningtyas Kertopati menyayangkan berbagai kritik yang dilayangkan publik terhadap Badan Intelijen Negara (BIN).

Berbagai kritik tersebut mengalir deras karena BIN dianggap gagal mengantisipasi sejumlah serangan aksi teror yang terjadi.

"Setiap ada bom, publik buru-buru bilang intelijen kecolongan. Padahal, deteksi dini sudah dilakukan, tentu tidak bisa intilejen yang disalahkan," kata Susaningtyas di Jakarta, Sabtu (19/5/2018).

Menurut Susaningtyas, kritik tersebut tak sepantasnya hanya diarahkan kepada BIN saja. Sebab, BIN tak punya kewenangan untuk melakukan penindakan.

"UU tidak dorong intelijen lakukan tindakan. Harus ada makanya penguatan intelijen. Ada pencegahan, pengejar dan lain-lain," kata dia.

Karenanya, Susaningtyas tak sepakat jika BIN terus dijadikan kambing hitam atas berbagai aksi teror yang telah terjadi.

"Jangan mengarahkan pandangan kesalahan itu kepada intelijen semata," tegas Susaningtyas.

"Tentu apabila kita ingin melihat dan menganalisa harus holistik. Intelijen tentu bekerjasama, berkoordinasi, untuk pemgambilan kebijakan," kata dia.

Agen Sakong Online

Sebelumnya, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menilai, BIN tidak kecolongan dengan aksi teror yang belakangan ini terus terjadi di Tanah Air.

"Enggak ada kecolongan," kata Moeldoko di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (16/5/2018).

Terkait aksi teror yang terjadi terus-menerus, Moeldoko juga menilai wajar karena saat ini kepolisian tengah menekan kelompok-kelompok pelaku terorisme.

Tak berbeda, Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo juga tak sepakat bahwa BIN dianggap kecolongan karena rentetan aksi terorisme yang terjadi di Surabaya dan Sidoarjo, Jawa Timur.

"Enggak. Sekarang negara yang paling hebat Amerika Serikat saja, WTC bisa kecolongan," kata Tjahjo di kantornya, Jakarta, Senin (14/5/2018).

Tak cuma Amerika Serikat, kata Tjahjo, Perancis yang terkenal punya intelijen kuat pun tak luput dari serangan aksi terorisme.

Dia menilai, sangat sulit mendeteksi seseorang yang akan melakukan aksi teror, apalagi melibatkan anak-anak.

Karenanya, menurut Tjahjo, penting bagi pemerintah dan semua piahk untuk waspada akan aksi terorisme selanjutnya.


Sumber dari, Kompas.com

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.