Header Ads


Keluarga Korban Penasaran dengan Wajah Pembunuh Sopir Taksi "Online"

Jenazah Hengki, pelaku perampokan sopir taksi online saat tiba di Rumah Sakit Bhayangkara Palembang.


Majalahqqhoki.net, PALEMBANG - Jenazah Hengki Sulaiman (20), pelaku perampokan disertai pembunuhan terhadap Tri Widyantoro, sopir GoCar, tiba di Rumah Sakit Bhayangkara Palembang, Sumatera Selatan, Kamis (12/4/2018) sekitar pukul 22.00 WIB. 

Hengki tewas ditembak polisi karena berupaya melarikan diri saat ditangkap di tempat persembunyiannya. 

Pantauan Kompas.com, istri korban, Rohana (42), terlihat di samping ruang kamar jenazah RS Bhayangkara sejak sore. Ia berada di rumah sakit ditemani keluarganya yang lain.

Berbeda dengan hari biasanya, wajah Rohana kini terlihat lebih segar. Bebannya tampak berkurang setelah empat pembunuh suaminya ditangkap. Sebaliknya, tak terlihat satu pun keluarga Hengki di rumah sakit.

Begitu jenazah Hengki sampai di rumah sakit, keluarga korban terlihat penasaran. Mereka mencoba masuk ke kamar jenazah namun dilarang pihak rumah sakit.

 "Maaf bu, ini bukan untuk dilihat orang umum. Kalau dari pihak keluarga Hengki, kami perkenankan untuk melihatnya," kata tim Forensik Rumah Sakit Bhayangkara Palembang, Kompol Mansyuri.

Agen Sakong Online

 Kapolda Sumsel Irjen Pol Zulkarnain Adinegara mengatakan, pelaku Hengki ditangkap petugas sekitar pukul 11.00 WIB pada Rabu (11/4/2018) kemarin. Dalam pelariannya, Hengki sempat berpindah-pindah ke empat lokasi di Jawa Tengah.

"Ketika Hengki ini dipastikan di Brebes, tim langsung menuju kesana. Namu dia lari dan berusaha melawan saat akan ditangkap sehingga terpaksa kita tembak," kata Zulkarnain.

 Ia mengatakan, polisi akan bertindak tegas. Tidak hanya kasus ini, kasus kejahatan lain pun akan diberlakukan demikian jika tidak menyerahkan diri. "Pelaku pembunuhan dan perampokan akan kami tangkap, hidup atau mati," ujarnya.

Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Sumsel Kombes Pol Budi Suryanto menambahkan, selama dua pekan, ia mencari keberadaan Hengki. Pelaku pun memantau pergerakan petugas. Karenanya pelaku tahu ketika akan ditangkap. 

"Dia selalu memantau perkembangan di media online. Sehinga bisa mengetahui jika dikejar petugas," ungkap Budi.

Perampokan dan pembunuhan sadis yang dialami Tri Widyantoro (44), sempat membuat heboh. Jenazah Tri ditemukan di semak-semak Parit Enam, Desa Muara Sungsang Kecamatan Sungai, Kabupaten Banyuasin, Sumsel, Jumat (30/3/2018), dengan kondisi tinggal tulang belulang.


Sumber dari, Kompas.com

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.