Header Ads


Gila dan Sadis! Ini 7 Eksperimen yang Pernah Dilakukan Terhadap Manusia



Perkembangan ilmu pengetahuan manusia terus berevolusi dari waktu ke waktu. Termasuk dalam hal eksperimen dan penelitian. Pada berbagai eksperimen dan penelitian, bukan hanya tumbuhan atau hewan yang menjadi subyeknya, melainkan juga manusia.

Dalam beberapa kasus, ilmuwan melakukan eksperimen yang berisiko terhadap nyawa manusia lainnya. Tujuh daftar eksperimen ini, bikin bulu kuduk merinding saking gilanya.


1. Nazi Experiment

Eksperimen Nazi terhadap manusia, dianggap sebagai yang paling kejam dan paling masif. Lebih dari 1.500 orang dijadikan bahan percobaan yang mengerikan, terutama untuk eksperimen medis.

Dr. Josef Mengele melakukan percobaan terhadap ribuan orang kembar untuk diteliti secara genetis. Mereka disuntikkan berbagai bahan kimia ke bagian tubuhnya. Bahkan mereka benar-benar dijahit dengan harapan bisa menciptakan kembar siam!

Di tahun 1942, subyek penelitian dimasukkan ke dalam tangki berisi air es selama 3 jam. Penelitian serupa dilakukan dengan mengurung tahanan di dalam ruangan semacam kulkas dengan temperatur rendah. Penelitian ini bermaksud mencari cara untuk menghangatkan kembali tubuh manusia. Nyatanya, justru banyak yang meninggal karenanya.


2. Unit 731

Jepang juga melakukan eksperimen gila terhadap manusia lewat penelitian yang dinamakan Unit 731. Penelitian ini dilakukan selama tahun 1937-1945.

Di bawah komando Komandan Shiro Ishii, Unit 731 melakukan serangkaian eksperimen tak berkeprimanusiaan. Menggugurkan janin, mengamputasi tulang rusuk tahanan dan dipasang ke anggota tubuh lainnya, membekukan sebagian orang tubuh tahanan hingga percobaan yang menggunakan granat terhadap tubuh manusia.

Tak hanya itu, eksperimen medis pun dilakukan dengan mengerikan, misalnya menyuntikkan bibit penyakit ke tubuh manusia, disamarkan sebagai vaksin. Tujuannya adalah untuk meneliti dampaknya terhadap manusia. Belum lagi, tahanan laki-laki dan perempuan diinjeksi bibit penyakit sifilis dan ditularkan gonorrhea melalui tindak pemerkosaan. Mendengarnya saja, bulu kudu sudah merinding ngeri.


3. The Tuskegee Syphilis Study

Eksperimen kejam ini dilakukan terhadap beberapa orang kulit hitam di Tuskegee, Alabama tahun 1932 hingga 1972. Subyek penelitian yang sebagian besar adalah orang Afrika-Amerika ini hanya diberi tahu mereka memiliki darah yang kotor dan harus diobati. Pada tahun 1932, saat studi pertama kali dilakukan, pengobatan penderita sifilis sangatlah berbahaya dan beracun dengan efek yang masih dipertanyakan.

Pada kelompok pasien yang lain, mereka dibohongi dengan mengatakan bahwa mereka telah diobati. Nyatanya, hanyalah efek sugesti semata dan semakin memperparah penyakitnya. Di akhir eksperimen ini, ratusan orang meninggal, puluhan anak dan istri korban tertular penyakit sifilis yang berbahaya. Hanya 74 orang yang berhasil bertahan hidup.


4. Project MKULTRA

Project MKULTRA adalah kode nama untuk penelitian pengendalian pikiran yang dilakukan CIA. Penelitian ini dilakukan selama periode tahun 1950 hingga akhir tahun 1960 oleh The Office of Science Intelligence.

Berbagai narkoba dan obat-obatan digunakan untuk memanipulasi pikiran serta mental manusia. Termasuk penggunaan LSD (Lysergic acid diethylamid) pada anggota CIA, tentara, dokter, pekerja seks komersial dan orang dengan gangguan mental. Jangan salah, 'perekrutan' subyek untuk penelitian ini juga ilegal. Termasuk bagaimana LSD dan obat-obatan terlarang lainnya dicoba pada subyek penelitian, tanpa sepengetahuan mereka.


5. North Korean Experimentation

Ada banyak laporan yang menyebutkan eksperimen manusia yang dilakukan di Korea Utara, tak jauh berbeda sadisnya dengan yang lakukan oleh Nazi selama Perang Dunia II. Sekalipun ditepis oleh pemerintah Korea Utara waktu itu, banyak yang menemui kejanggalan dan kekejaman.

Seorang mantan tahanan Korea Utara memberikan kesaksian, bagaimana 50 perempuan tahanan dengan kondisi sehat, dipilih dan diberi makan daun kubis beracun. Setelah 20 menit mengalami muntah darah hebat, ke-50 perempuan tersebut meninggal dunia. Parahnya, mereka tidak dapat menolak paksaan makan kubis beracun tersebut karena diancam akan dihabisi keluarganya jika tidak menurut.

Selain kubis beracun, gas beracun dan eksperimen darah yang dilakukan terhadap keluarga sebagai subyeknya. Hal yang mengiris hati adalah, dalam penelitian gas beracun yang dilakukan terhadap sekeluarga itu, ada dua anak laki-laki dan perempuan yang meninggal dunia. Orang tuanya mencoba menyelamatkan mereka dengan memberikan nafas buatan dari mulut ke mulut ... namun nyawa mereka tidak dapat diselamatkan dan akhirnya meninggal di depan kedua matanya.


6. the Mosnter Study

Eksperimen gila ini dilakukan terhadaap 22 anak yatim piatu di Davenport, Iowa, tahun 1939. Penelitian yang dilakukan oleh Wendell Johnson ini membagi dua kelompok anak. Kelompok pertama diberikan sugesti positif dan pujian, sementara kelompok kedua diberikan sugesti negatif dengan kata-kata kasar dan caci maki yang merendahkan harga diri.

Banyak orang khawatir, efek psikologis terhadap anak-anak dari kelompok kedua, membahayakan jiwa mereka. Beberapa ditahan karena masalah pidato yang keras selama hidup mereka. Orang-orang berpendapat, apa yang dilakukan Johnson saat itu akan mencetuskan eksperimen terhadap manusia yang dilakukan Nazi selama Perang Dunia II.


7. Project 4.1

Project 4.1 dirancang untuk tujuan eksperimen medis yang dilakukan dalam upaya melihat efek radioaktif di Marshall Island, Amerika Serikat. Percobaan dilakukan sejak 1 Maret 1954 dan berlangsung selama beberapa dekade.

Selama dekade pertama setelah percobaan, efeknya ternyata sungguh menyeramkan. Banyak terjadi keguguran dan bayi yang meninggal. Efek lainnya adalah kesulitan perkembangan dan pertumbuhan anak-anak, tetapi tidak ada pola yang jelas tentang hal ini. Anak-anak banyak yang menderita kanker tiroid akibat terpapar radioaktif dan sepertiganya terpapar neoplasma yang sedang dikembangkan di tahun 1974. Ngeri!

Berbagai eksperimen mengerikan yang dilakukan secara medis ini memang di luar akal sehat dan mengesampingkan sisi kemanusiaan. Ironisnya, semua ini dilakukan alih-alih harapan bisa menemukan metode pengobatan yang terbaik untuk masa depan dunia kedokteran.




Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.